deskripsi gambar

Hanya Sekedar Curahan Hati

Hanya sekedar curahan hati 4 Tahun yang lalu semenjak saya masih menuntut ilmu disalah satu perguruan tinggi di Kota Tasikmalaya, banyak hal yang saya alami dan pelajari yang menyebabkan bebrapa perubahan hidup hingga sekarang ini. Diwaktu kuliah jujur saya pernah tersesat dalam pergaulan kota saya pernah meninggal beberapa waktu sholat, Al-quran kadang-kadang saya baca menjadi tertutup rapat tanpa saya baca rasanya sat itu saya semakin jauh dengan agama Islam, alangkah berdosanya saya saat itu. 


Namun saat itu pula saya juga semakin akrab dengan dunia luar apalagi semenjak itu saya gemar bepergian keluar kota baik sekedar bermain maupun untuk mendaki gunung. Saat itu pula saya mulai belajar dan menemukan beberapa hal yang tidak saya temukan sebelumnya berbagi cerita dengan orang-orang baru sehingga pada saat itu pula saya mulai belajar, belajar bagaimana berbicara dengan diri saya sendiri saya itu saya mulai berpikir tentang kondisi saya yang sempat saya abaikan. Dan saat itu pula ada niatan diri saya untuk beralih kembali menuju hidup yang lebih baik.

Semenjak kuliah jujur saya tak ada niat untuk menjadi lulusan terbaik, yang terpenting pada waktu itu IPK saya tidak kurang dari 3 karena jika IPK saya di bawah 3 saya tak akan dapat mengambil SKS maksimal yaitu 24 SKS. Semenjak kuliah saya tak bercita-cita pintar di bidang akademik saya hanya perlu mengenal saja karena bagi saya terjun di dunia yang sebenarnya tentu akan lebih sulit dari pada mengerjakan soal-soal ujian kuliah saya.

Singkat cerita 2 tahun berlalu akhirnya saya berhasil juga menyelesaikan kuliah saya, jujur tak ada kembanggan sama sekali ketika saya di wisuda, karena saya tahu tanggung jawab besar telah menanti sesudah ini. Semenjak lulus kuliah saya ceritakan keinginan saya kepada orang tua saya bahwa saya ingin pergi ke papua, namun apa yang terjadi bukannya diberi izin habislah saya kena marah orang tua saya bahkan saya dianggap bodoh dan aneh karena bukannya membangun kehidupan di kota malah ingin pergi ke daerah yang dianggap tertinggal dan rakyatnya masih primitive. 

Andai saya dapat berbicara dan menentang orang tua saya tapi apalah daya jika itu hanya akan menyakiti hati mereka dan hanya akan menjadi perbuatan dosa. Padahal waktu itu saya hanya ingin pergi ke sebuah tempat di papua yang bernama raja ampat yang sudah pasti kalian tahu bagaimana eloknya raja ampat. Saya bercita-cita tinggal disana dan mencoba menjalin kerja sama dengan masyarakat disana mengembangkan potensi alam disana dengan membangun beberapa penginapan, warung makan dan beberpa paket tour wisata ke beberapa tempat di raja amapat, namun apalah daya mimpi itu sampai sekarang hanya menjadi sebuah angan-angan saja. 

Tak ada hal lain kenapa saya memilih cita-cita seperti itu karena saya sebenarnya miris dengan apa yang terjadi di negara saya sendiri,seperti apa yang saya lihat di bali, lombok dan di pulau gili trawangan dimana yang menjadi bos dari beberpa hotel dan paket tour wisata yang mempunyai kapal-kapal pesiar yang mewah adalah orang asing sementara bangsa kita hanya menjadi babu, pesuruh yang harus menuruti segala perintah bosnya. Saya juga berpikir apakah ini juga suatu penjajahan dimanakah arti bangsa indonesia yang katanya sudah merdeka tapi masih saja menjadi babu dirumahnya sendiri, sungguh miris kawan.

Akibat kegagalan itu itu pula akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di Garut yang merupakan kota kelahiran saya. Disini saya menjalani pekerjaan sesuai bidang saya yaitu sebagai guru Olahraga di salah satu Seolah Dasar di salah satu kampung dekat rumah saya. Beberapa bulan saya tinggal di Garut saya perhatikan keadaanya ternyata sama saja setelah pabrik PLTP Chevron Amerika yang telah lama berdiri kini disusul beberpa pabrik lainnya yaitu pabrik korea dan pabrik jepang berdiri. Mudahnya mereka mendirikan pabrik di tanah kita ini, dengan dalih membuka lowongan pekerjaan dan membangun prekonomian masyarakat sekitar yang sebenarnya merupakan suatu penjajahan secara halus yang dilakukan oleh mereka.

Semenjak itu saya juga berpikir kemanakah bangsa kita? kenapa bangsa kita hanya bisa menjadi pekerja,pekerja dan pekerja. sementara yang menjadi bos adalah bangsa- bangsa pendatang. Apakah kita masih mengenang masa penjajahan?? apakah kita masih belum juga bangkit dari masa penjajahan ?? lalu dimanakah makna dari proklamasi persiden pertama kita soekarno yang menyatakan dengan lantang bahwa bangsa indonesia telah merdeka. Dimanakah rasa hormat kita atas jasa para pahlawan yang mengorbankan tenaga, darah bahkan meninggalkan keluarganya meninggalkan kehangatan rumah, meninggalkan rasa aman demi berjuang k emedan perang mengusir penjajah dari tanah tercinta ini ?? untuk apa mereka berjuang ?? bukan semata-mata untuk berjihad kawan merka hanya tak ingin anak cucunya nanti hidup dalam kesengsaranaan karena dijajah bangsa asing.

Untuk itu marilah kawan kita rubah cara berpikir kita karena bagaimana pun cara berpikir dan tindakanlah yang akan menentukan nasib kita dimasa depan. Ingatlah seperti apa yang pernah dikatakan Buya Hamka "Hidup itu bukanlah sesuatu jalan yang datar dan ditaburi bunga melainka adakalanya kkita disiram air mata dan juga darah". Mari kita sama-sama berjuang kawan merebut kembali aset-aset kita yang dikuasai bangsa asing seperti apa yang pernah dikatakan Nabi Muhamad SAW "bahwa aset-aset penting harus dikuasai orang islam agar akidah kita tidak mudah dibolak balik oleh mereka yang bukan Islam".

Untuk itu kawan mari sama-sama kita berjuang tanamkanlah kembali semangat para pahlawan yang dulu mengusir penjajah kenali sejarah bangsa Indonesaia, kenali budaya-budayanya, kenalo kekayaan alamnya, kenali keberagamannya sehingga jiwa nasionalisme akan tumbuh dihatimu. Percayalah Karam atau Masih Berdirinya Negara Indonesia ada di tangan Bangsanya sendiri. 
Tags :

Related : Hanya Sekedar Curahan Hati

0 Response to " Hanya Sekedar Curahan Hati "

Post a Comment

Silahkan beri komentar !!!!
Penulis akan sangat senang sekali jika ada yang berkomentar, bertanya maupun menambahkan